Selasa, 01 April 2014

Tantangan


Challenges

 Oleh : Taufik Rahman
Tuhanku, bentuklah putraku menjadi manusia yang cukup kuat menyadari manakala ia lemah.
Dan cukup berani untuk menghadapi dirinya sendiri mana kala ia takut.
Manusia yang memiliki rasa bangga dan keteguhan dalam kekalahan,
Rendah hati dan jujur dalam kemenangan
Bentuklah Puteraku menjadi seorang yang kuat dan mengeti, bahwa mengetahui serta mengenal diri sendiri adalah dasar dari segala ilmu yang benar.

Tuhanku, janganlah puteraku Kau bombing pada jalan yang mudah dan lunak.
Biarlah Kau bawa dia kedalam gelombang dan desak kesulitan tantangann hidup.
Bimbinglah puteraku, supaya dia mampu tegak ditengah badai, serta berwelas asih kepada mereka yang jatuh.
Bentuklah puteraku, menjdai manusia berhati bening dengan cita-cita setinggi langit.
Seorang manusia yang mampu memimpin dirinya sendiri, sebelum memimpin orang lain.

Seorang manusia yang mampu meraih hari depan tapi tidak melupakan masa lampau.
Dan setelah segala menjadi miliknya semoga puteraku dilengkapi hati yang ringan untuk bergembira serta bersungguh-sungguh namun jangan sekali-kali berlebihan.

Berikan kepadanya kerendahan hati, kesederhanaan dan keagungan yang hakiki, pikiran cerah dan terbuka bagi sumber kearifan dan kelembutan dari kekuatan yang sebenarnya,
Sehingga aku, orang tuanya, aku akan berani berkata : “Hidupku tidaklah sia-sia”
-Douglas Mc Arthur
(Ditulis untuk anaknya pada saat perang Pasific)

            Tantangan, mendengar kata yang satu ini rasanya akan ada banyak hal yang akan saya tuliskan untuk memotivasi anda untuk bersikap bijak dalam berhadapan kepadanya.
Sebelum saya mengajak anda masuk kedalam pembahasan tentang tantangan, terlebih dahulu saya akan membawa anda membuka kembali Kamus Besar Bahsa Indonesia, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tantangan adalah hal atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah ; rangsangan untuk bekerja lebih giat. Berdasarkan definisi sederhana diatas dapat saya tarik kesimpulan bahwa tantangan itu datang karena memang adanya kesempatan untuk datang, tantangan yang berat tidak akan pernah menyapa orang yang duduk manis tidak berpikir dan tidak bergerak. Tantangan hadir untuk orang-orang yang pantas untuk menghadapinya bukan yang lain yang tidak pantas.
            Bergerak maju menghadapi tantangan, itulah kuncinya. Berhasil menghadapi tantangan akan menaikan level kemampuan anda, menciptakan keberhasilan akan memicu keberhasilan lainnya yang tidak anda sangka-sangka.
            Tapi selama pengamatan saya terhadap orang-orang disekitar saya yang tidak berani mengambil resiko menghadapi tantangan adalah lebih kepada cara mereka memandang permasalahan yang diberikan oleh tantangan kehidupan, cara melihat yang salah akan menghasilkan persepsi yang salah, persepsi yang salah akan memancing pengambilan keputussan yang salah. Setiap kita menghindari tantangan dan membiarkannya lewat begitu saja akan membuat suatu penyesalan yang lebih besar pengaruhnya dari pada efek kegagalan yang terjadi jika kita berani mencoba menghadapinya. Percayalah pada kemampuan anda menyelesaikan setiap tantangan yang ada, jangan lari ketika iya datang.
            Banyak sekali orang di dunia ini yang sangat menginkan sesuatu tantangan yang saat ini menghampiri anda, banyak orang bermimpi untuk sekolah di Universitas terkenal yang menawari anda masuk kedalamnya secara Cuma-Cuma lantaran prestasi anda, tetapi anda takut menghadapi tantangan masuk ke sekolah tersebut dengan alasan para sisawa didalamnya lebih pandai, pintar, cerdas dan berpengetahuan dari anda. Banyak orang yang bermimpi untuk bekerja / suatu posisi di suatu tempat yang menawari anda pekerjaan dan jabatan tertentu tapi anda tidakk mengambilnya lantaran takut akan pengambilan-pengambilan keptusan di jabatan itu, dan bahkan ada  juga orang lain yang bermimpi untuk hal-hal lain yang dalam keadaannya anda perpeluang masuk didalamnya dan berhasil mengatasinya tantangan di dalamnya, tetapi tidak anda ambil. Padahal jika kita cermati orang-orang yang sanagt bernafsu untuk menghadapi dan masuk ke tantangan itu sangat terbatas keadaannya, baik materi, dan tubuhnya dan keadaannya sendiri, dan harusnya anda bersukur ketika kesempatan menghadapi tantangan itu uncul, anda tidak memiliki satu modal dan alasan pun untuk tidak menyia-nyiakannya. Percayalah. Karena :

“Hidup adalah misi bukan karier”
-Stephen R. Covey (1932-2012)
            Betul sekali apa yang dikemukakan oleh Covey tentang kehidupan ini yang berupa misi, bukankah sering kita memainkan sebuah game yang memberikan misi di awal permainan lalu menginstruksikan kita untuk menghadapi atau menyelesaikan instruksi di awal permainan tadi. Ketika kita berhasil menyelesaikan misi dan berhasil juga menhadapi setiap rintangan dan tantangannnya maka kita akan memperoleh nilai dan akan naik ke step selanjutnya untuk bermain lagi dan memenangkannya lagi, begitulah kira-kira analogi dari kehidupan dan game, mengambil tantangan sebagai misi keberhasilan akan membuat anda mengerti akan hakikat keberhasilan, yang mengingatkan saya pada perkataan seorang Filsuf asal Jerman Gabriel Biel(), iya mengatakan :
“Tidak ada penakluk yang tidak bertarung.”
            tetapi ketika anda meninggalkan atau menjauhinya maka anda tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya kemenangan dan “game” pun akan berakhir.
Ada satu esensi dasar yang membedakan dan menyamakan dua analogi diatas, yang pertama yaitu ketika kita bermain game dan mati (gagal) kita akan selalu memiliki dua nyawa sisa sebelum permainan berakhir, sedangkan jika kita melihat kehidupan maka satu nyawa kitalah yang akan kita pegang hingga kehidupan berakhir, maka dari itu hidup satu kali maka hiduplah dengan sebaik-baiknya, manfaatkanlah tiap keadaan yang datang kepada anda, dan hadapi setiap tantangan yang mengahampiri anda dengan rasa optimisme.
Sedangkan, Persamaan dari kedua hal tersebut adalah satu hal, ketika kita gagal dalam satu tantangan kita bisa bangkit dan mengulangnya dan mengatasinya dengan cara yang berbeda.
Banyak orang dimasa kini yang menganggap diri mereka gagal dalam kehidupan, mencari-cari alasan mengapa merreka bisa gagal, menurut pengamatan saya ada dua hal yang mengakibatkan kegagalan mereka; yang pertama adalah berhenti setelah gagal, dan yang kedua adalah menolak tantangan ketika tantangan datang menghampiri mereka, tidak cukup berani berjalan dalam peluang yang sulit adalah alasan yang tepat untuk kegagalan mereka. Dan :
“Aku menyesali orang-orang ini karena mereka memiliki banyak hal ketika tantangan ini dilemparkan kepada mereka- kecuali keberanian untuk menerimanya.”
-Kingsley G. Ward
Untuk meyakinkan diri anda dalam mengambil tantangan, tanyakan pada diri anda “mengapa saya harus mengambil tantangan ini ?”. jawabannya sudah jelas, ini adalah cara yang kita tempuh untuk menggapai kesuksesan, esensinya adalah tantangan ini akan menghantarkan anda kepada tujuan hidup anda, tujuan, itulah kuncinya.
Apakah anda termasuk kedalam golongan orang-orang yang takut menghadapi tantangan hidup, dan berujar bahwa “saya sangat membenci hal ini.” Jauh sebelum anda berujar seperti itu saya Cuma ingin menyadarkan ada bahwa Allah swt., Berfirman dalam Al-Qur’an :
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
-(Al-Baqarah : 216)
Dahulu dimasa permulaan Rasulullah Saw., menyebarkan agama islam di Mekkah dengan penuh perjuangan, dianggap sesat oleh penghuni lembah Paran. Tetapi beliau menerima tantangan untuk menyebarkan agama Allah dengan hati yang lapang, jiwa yang besar, dan ketabahan tiada tara. Apakah anda kira berdakwah (menyampaikan) ajaran kepada orang-orang yang membenci anda adalah hal yang menyenangkan, tentu tidak. Banyak dari kita membenci tantangan yang seharusnya akan membuat kita menjadi besar. Bayangkan kalau Rasulullah tidak menyebarkan agama Allah ini, menghindari masalah dengan kaumnya, takut akan kematian yang selalu menghantuinya, saya pastikan nama beliau tidak akan pernah tercantum di dalam buku besar The 100 karya Michael H. Hart (1978) sebagai oran yang paling besar pengaruhnya dalam sejarah perdaban manusia.
Kebalikan dari beliau, ada beberapa orang dari umatnya yang disebut dengan golongan orang-orang munafik, orang-orang ini mulai menampakan eksistensinya ketika nabi menyebarkan agama islam di Madinah.
Pada musim panas tahun 630 M, saat itu keadaan sulit dihadapi oleh umat islam karena banyaknya orang-orang yang kelaparan, suhu udara yang lebih panas dari biasanya. Kekeringan, lautan pasir lebih garang dari biasanya, sedikitnya kas umat muslim. Yang mana dalam keadaan seperti ini biasanya orang-orang lebih memilih istirahat di siang hari. Sungguh, keadaan yang sangat sulit. Tidak sampai disitu saja hari-hari sulit yang dihadapi oleh orang-orang arab, berdasarkan informasi yang didapat oleh Rasulullah, umat islam sedang dilanda ancaman peperangan disaat saat sulit seperti itu, bukan oleh suku-suku arab, tetapi oleh penguasa imperium dunia saat itu, Romawi Timur (Byzantium). Byzantium dab Ghassaniyah telah menyiapkan pasukan besar untuk menginvasi Hijaz dengan kekuatan 40.000-100.000. Tetapi bukan hanya hal itu yang dimaksudkan oleh kaisar Byzantium Heraclius menganggap bahwa pesatnya perkembangan umat islam di Jazirah Arab harus segera ditaklukan karenajika terus dibiarkan akan semakin menguat dan tentu akan membahayakan Byzantium. Hal yang sama juga dilakukan pemerintah AS saat ini terhadap kekuatan islam di timur tengah.
Untuk menghadapi isu tersebut, Rasulullah sebagai pemimpin umat islam tentu saja tidak tinggal diam. Beliau menginstruksikan umat islam untuk bersiap berperang. Meninggalkan anak, isteri, dan kekayaan untuk pergi melintasi gurun dan menghadapi raksasa yang telah mengalahkan Persia.
 Tetapi sebagian mereka takut berperang, takut menghadapi tantangan, takut akan kekuatan besar, dan mereka takut menderita lantaran akan menempuh perjalanan panjang yang melelahkan hanya untuk beperang. Mereka memilih untuk tinggal dengan berbagai alasan kepada Rasulullah. Bahkan bukan hanya tidak ingin pergi berperang, mereka juga mengajak orang lain untuk tidak ikut berperang.
Akhirnya, Dengan kekuatan berjumlah 30.000 orang Rasulullah berangkat menuju Tabuk untuk berperang. Ngomong-omong ini adalah kekuatan terbeser yang pernah dimiliki umat islam. Sesampainya di Benteng Tabuk, pasukan sekutu menarik diri kedalam benteng karena ketakutan dan gentar melihat kekuatan umat islam. Dan perang tidak pernah terjadi.
Saat hendak pulang dari Tabuk, pasukan islam ddatangi oleh para pendeta nasrani di lembah Sinai yang berniat untuk mengadakan perundingan damai antara umat islam dan nasrani didaerah itu. Dan sekali lagi, perang itu tidak pernah terjadi.
Dari hal itu banyak hal yang dapat anda petik sebagai hikmah dan pelajaran, yang pertama adalah tantangan itu tidak sebesar apa yang kita pikirkan, hanya intepretasi dari pikiran negatife anda sajalah yang membesar-besarkannya, membesar besarkan keadaan yang pada kenyataannya tidaklah sesulit yang anda bayangkan. Hanya para munafiklah yang tidak berani menghadapi tantangan ditengah kemampuan besar dan peluang yang dimilikinya. Mereka senantiasa selalu mencari-cari alasan dari ketidakberanian mereka. Saya harap anda tidak termasuk orang ini.
Yang kedua adalah, kekuatan besar yang di takutkan itu tidak pernah ada, bahkan pada akhirnya mereka akan bersembunyi di balik benteng yang mereka buat. Ketika suatu kelompok atau kaum, atau seseorang telah menganggap anda sebagi saingan lalu mencoba menghancurkan anda itu berarti mereka sebenarnya telah takut terhadap potensi yang anda miliki, dan anda seharusnya tidak menganggap mereka sebagai sesuatu yang besar, dan pantas unutuk ditakuti karena anda dan mereka dalam keadaan sejajar. Untuk mempersiapkan persaingan atau peperangan besar yang akan anda hadapi sebaiknya mersa terus dalam keadaan siaga dengan terus meningkatkan kekuatan, memperbaiki pertahanan, dan terus memompa semangat anda serta menghadapi semua tantangan yang ada  itu jauh lebih baik. Ketimbang merasa telah unggul dan kuat dari yang lainnya sehingga menyebabkan ada akan terperosok ke jurang yang bernama merasa aman dan itu akan menghancurkan anda.
Yang ketiga adalah, Perang sebenarnya yang sedang manusia hadapi bukanlah ancaman perang nuklir atau Perang Dunia III, tetapi adalah peperangan didalam diri yang merasa was-was dan takut terhadap ancaman dari orang lain sehingga memicu Perang sebenarnya akan terjadi. Itulah awalnya perang melawan ketakutan didalam dirilah yang akan membuat sebuah kedamaian.
            Tidak cukup hanya memenangkan pertempuran didalam pikiran anda, seharusnya anda segera bertindak menghancurkan semua tantangan, tidak menghancurkan semuanya dalam sekaligus, karena itu bukanlah sikap yang baik. Melihat masalah secara umum dan menyeluruh adalah pekerjaan baoik yang besar, tetapi menyelesaikannya satu persatu dan secara sistematis akan membuat anda mengerti akan sebuah level dan step. Karena 1000 mil perjalanan selu dimulai oleh satu langkah kecil. Akan selalu begitu sampai akhir zaman.
            Dalam hidup seringkalio manusia ingin menyelesaikan tantangan yang dihadapi dengan sekaligus dan cepat-cepat, tetapi saya perlu menyadarkan anda sekali lagi, bahwa dibalik kemampuan diri yang begitu besar yang dimilikinya manusia memiliki sebuah titik dimana semuanya digerakan olehnya, yaitu energy. Kita akan bahas hal ini di bab lainnya.
            Menyelesaikan tantangan secara bertahap dan mengambil langkah-langkah kecil yang secara konstan anda lakukan tentu akan membuah hancur sendiri tantangan itu, ketimbang anda hanya diam dan menatapnya, tanpa melakukan sesuatu.
            Bagaiman jika suatu tanangan tidak menarik bagi anda ? jawabanya ada pada diri anda sendiri untuk menjawabnya, tapi saya akan memberikan sebuah petunjuk untuk menjawabnya.
            Jika suatu tantangan yang anda rasa sat ini sangat besar untuk dihadapi, maka jadikanlah diri anda menjadi lebih besar darinya untuk menghadapinya dengan cara menyelesaiakn tiap tnatangna kecil yang ada, sehingga apabila anda menghadapinya anda akn merasa lebih bersemangat dan mampu berbuat lebih baik.
            Pada akhirnya, tantangan dalam hidup inoi tak akan berhenti sampai batas waktu yang ditentukan untuk kita akan berakhir. Semua pilihan hidup ada dalam diri anda, kita tidak bisa memilih bagaimana lahir dan mati dengan cara seperti apa, dimana, dan kapan. Tapi kita bisa memilih bagaimana cara kita hidup. Memilih menghadapi atau lari, memilih bersaing atau kehilangan jati diri, kita dapat memilih itu.
“Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah lagu, maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi maka sadarilah. Hidup adalah sebuah permainan maka mainkanlah. Hidup adalah cinta maka nikmatilah.”
-Bhagawan Sri Sthya Sai Baba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar