Challenges
Oleh : Taufik Rahman
Tuhanku,
bentuklah putraku menjadi manusia yang cukup kuat menyadari manakala ia lemah.
Dan
cukup berani untuk menghadapi dirinya sendiri mana kala ia takut.
Manusia
yang memiliki rasa bangga dan keteguhan dalam kekalahan,
Rendah
hati dan jujur dalam kemenangan
Bentuklah
Puteraku menjadi seorang yang kuat dan mengeti, bahwa mengetahui serta mengenal
diri sendiri adalah dasar dari segala ilmu yang benar.
Tuhanku,
janganlah puteraku Kau bombing pada jalan yang mudah dan lunak.
Biarlah
Kau bawa dia kedalam gelombang dan desak kesulitan tantangann hidup.
Bimbinglah
puteraku, supaya dia mampu tegak ditengah badai, serta berwelas asih kepada
mereka yang jatuh.
Bentuklah
puteraku, menjdai manusia berhati bening dengan cita-cita setinggi langit.
Seorang
manusia yang mampu memimpin dirinya sendiri, sebelum memimpin orang lain.
Seorang
manusia yang mampu meraih hari depan tapi tidak melupakan masa lampau.
Dan
setelah segala menjadi miliknya semoga puteraku dilengkapi hati yang ringan
untuk bergembira serta bersungguh-sungguh namun jangan sekali-kali berlebihan.
Berikan
kepadanya kerendahan hati, kesederhanaan dan keagungan yang hakiki, pikiran
cerah dan terbuka bagi sumber kearifan dan kelembutan dari kekuatan yang
sebenarnya,
Sehingga
aku, orang tuanya, aku akan berani berkata : “Hidupku tidaklah sia-sia”
-Douglas
Mc Arthur
(Ditulis
untuk anaknya pada saat perang Pasific)
Tantangan, mendengar kata yang satu
ini rasanya akan ada banyak hal yang akan saya tuliskan untuk memotivasi anda
untuk bersikap bijak dalam berhadapan kepadanya.
Sebelum saya mengajak anda masuk kedalam pembahasan tentang
tantangan, terlebih dahulu saya akan membawa anda membuka kembali Kamus Besar
Bahsa Indonesia, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tantangan adalah hal atau
objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah ;
rangsangan untuk bekerja lebih giat. Berdasarkan definisi sederhana diatas
dapat saya tarik kesimpulan bahwa tantangan itu datang karena memang adanya
kesempatan untuk datang, tantangan yang berat tidak akan pernah menyapa orang
yang duduk manis tidak berpikir dan tidak bergerak. Tantangan hadir untuk
orang-orang yang pantas untuk menghadapinya bukan yang lain yang tidak pantas.
Bergerak maju menghadapi tantangan,
itulah kuncinya. Berhasil menghadapi tantangan akan menaikan level kemampuan
anda, menciptakan keberhasilan akan memicu keberhasilan lainnya yang tidak anda
sangka-sangka.
Tapi selama pengamatan saya terhadap
orang-orang disekitar saya yang tidak berani mengambil resiko menghadapi
tantangan adalah lebih kepada cara mereka memandang permasalahan yang diberikan
oleh tantangan kehidupan, cara melihat yang salah akan menghasilkan persepsi
yang salah, persepsi yang salah akan memancing pengambilan keputussan yang
salah. Setiap kita menghindari tantangan dan membiarkannya lewat begitu saja
akan membuat suatu penyesalan yang lebih besar pengaruhnya dari pada efek
kegagalan yang terjadi jika kita berani mencoba menghadapinya. Percayalah pada
kemampuan anda menyelesaikan setiap tantangan yang ada, jangan lari ketika iya
datang.
Banyak sekali orang di dunia ini
yang sangat menginkan sesuatu tantangan yang saat ini menghampiri anda, banyak
orang bermimpi untuk sekolah di Universitas terkenal yang menawari anda masuk
kedalamnya secara Cuma-Cuma lantaran prestasi anda, tetapi anda takut
menghadapi tantangan masuk ke sekolah tersebut dengan alasan para sisawa
didalamnya lebih pandai, pintar, cerdas dan berpengetahuan dari anda. Banyak
orang yang bermimpi untuk bekerja / suatu posisi di suatu tempat yang menawari
anda pekerjaan dan jabatan tertentu tapi anda tidakk mengambilnya lantaran
takut akan pengambilan-pengambilan keptusan di jabatan itu, dan bahkan ada juga orang lain yang bermimpi untuk hal-hal
lain yang dalam keadaannya anda perpeluang masuk didalamnya dan berhasil
mengatasinya tantangan di dalamnya, tetapi tidak anda ambil. Padahal jika kita cermati
orang-orang yang sanagt bernafsu untuk menghadapi dan masuk ke tantangan itu
sangat terbatas keadaannya, baik materi, dan tubuhnya dan keadaannya sendiri,
dan harusnya anda bersukur ketika kesempatan menghadapi tantangan itu uncul,
anda tidak memiliki satu modal dan alasan pun untuk tidak menyia-nyiakannya.
Percayalah. Karena :
“Hidup adalah misi bukan karier”
-Stephen R. Covey (1932-2012)
Betul sekali apa yang dikemukakan
oleh Covey tentang kehidupan ini yang berupa misi, bukankah sering kita
memainkan sebuah game yang memberikan misi di awal permainan lalu
menginstruksikan kita untuk menghadapi atau menyelesaikan instruksi di awal
permainan tadi. Ketika kita berhasil menyelesaikan misi dan berhasil juga
menhadapi setiap rintangan dan tantangannnya maka kita akan memperoleh nilai
dan akan naik ke step selanjutnya untuk bermain lagi dan memenangkannya lagi,
begitulah kira-kira analogi dari kehidupan dan game, mengambil tantangan
sebagai misi keberhasilan akan membuat anda mengerti akan hakikat keberhasilan,
yang mengingatkan saya pada perkataan seorang Filsuf asal Jerman Gabriel Biel(),
iya mengatakan :
“Tidak ada penakluk yang tidak bertarung.”
tetapi
ketika anda meninggalkan atau menjauhinya maka anda tidak akan pernah tahu
bagaimana rasanya kemenangan dan “game” pun akan berakhir.
Ada satu esensi dasar yang membedakan dan menyamakan dua analogi
diatas, yang pertama yaitu ketika kita bermain game dan mati (gagal) kita akan
selalu memiliki dua nyawa sisa sebelum permainan berakhir, sedangkan jika kita
melihat kehidupan maka satu nyawa kitalah yang akan kita pegang hingga
kehidupan berakhir, maka dari itu hidup satu kali maka hiduplah dengan
sebaik-baiknya, manfaatkanlah tiap keadaan yang datang kepada anda, dan hadapi
setiap tantangan yang mengahampiri anda dengan rasa optimisme.
Sedangkan, Persamaan dari kedua hal tersebut adalah satu hal,
ketika kita gagal dalam satu tantangan kita bisa bangkit dan mengulangnya dan
mengatasinya dengan cara yang berbeda.
Banyak orang dimasa kini yang menganggap diri mereka gagal dalam
kehidupan, mencari-cari alasan mengapa merreka bisa gagal, menurut pengamatan
saya ada dua hal yang mengakibatkan kegagalan mereka; yang pertama adalah
berhenti setelah gagal, dan yang kedua adalah menolak tantangan ketika
tantangan datang menghampiri mereka, tidak cukup berani berjalan dalam peluang
yang sulit adalah alasan yang tepat untuk kegagalan mereka. Dan :
“Aku menyesali orang-orang ini karena mereka memiliki banyak hal
ketika tantangan ini dilemparkan kepada mereka- kecuali keberanian untuk
menerimanya.”
-Kingsley G. Ward
Untuk meyakinkan diri anda dalam mengambil tantangan, tanyakan pada
diri anda “mengapa saya harus mengambil tantangan ini ?”. jawabannya sudah
jelas, ini adalah cara yang kita tempuh untuk menggapai kesuksesan, esensinya
adalah tantangan ini akan menghantarkan anda kepada tujuan hidup anda, tujuan,
itulah kuncinya.
Apakah anda termasuk kedalam golongan orang-orang yang takut
menghadapi tantangan hidup, dan berujar bahwa “saya sangat membenci hal ini.”
Jauh sebelum anda berujar seperti itu saya Cuma ingin menyadarkan ada bahwa
Allah swt., Berfirman dalam Al-Qur’an :
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan
bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik
bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu.
Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
-(Al-Baqarah : 216)
Dahulu dimasa permulaan Rasulullah Saw., menyebarkan agama islam di
Mekkah dengan penuh perjuangan, dianggap sesat oleh penghuni lembah Paran.
Tetapi beliau menerima tantangan untuk menyebarkan agama Allah dengan hati yang
lapang, jiwa yang besar, dan ketabahan tiada tara. Apakah anda kira berdakwah
(menyampaikan) ajaran kepada orang-orang yang membenci anda adalah hal yang
menyenangkan, tentu tidak. Banyak dari kita membenci tantangan yang seharusnya
akan membuat kita menjadi besar. Bayangkan kalau Rasulullah tidak menyebarkan
agama Allah ini, menghindari masalah dengan kaumnya, takut akan kematian yang
selalu menghantuinya, saya pastikan nama beliau tidak akan pernah tercantum di
dalam buku besar The 100 karya Michael H. Hart (1978) sebagai oran yang paling
besar pengaruhnya dalam sejarah perdaban manusia.
Kebalikan dari beliau, ada beberapa orang dari umatnya yang disebut
dengan golongan orang-orang munafik, orang-orang ini mulai menampakan
eksistensinya ketika nabi menyebarkan agama islam di Madinah.
Pada musim panas tahun 630 M, saat itu keadaan sulit dihadapi oleh
umat islam karena banyaknya orang-orang yang kelaparan, suhu udara yang lebih
panas dari biasanya. Kekeringan, lautan pasir lebih garang dari biasanya,
sedikitnya kas umat muslim. Yang mana dalam keadaan seperti ini biasanya
orang-orang lebih memilih istirahat di siang hari. Sungguh, keadaan yang sangat
sulit. Tidak sampai disitu saja hari-hari sulit yang dihadapi oleh orang-orang
arab, berdasarkan informasi yang didapat oleh Rasulullah, umat islam sedang
dilanda ancaman peperangan disaat saat sulit seperti itu, bukan oleh suku-suku
arab, tetapi oleh penguasa imperium dunia saat itu, Romawi Timur (Byzantium).
Byzantium dab Ghassaniyah telah menyiapkan pasukan besar untuk menginvasi Hijaz
dengan kekuatan 40.000-100.000. Tetapi bukan hanya hal itu yang dimaksudkan
oleh kaisar Byzantium Heraclius menganggap bahwa pesatnya perkembangan umat
islam di Jazirah Arab harus segera ditaklukan karenajika terus dibiarkan akan
semakin menguat dan tentu akan membahayakan Byzantium. Hal yang sama juga
dilakukan pemerintah AS saat ini terhadap kekuatan islam di timur tengah.
Untuk menghadapi isu tersebut, Rasulullah sebagai pemimpin umat
islam tentu saja tidak tinggal diam. Beliau menginstruksikan umat islam untuk
bersiap berperang. Meninggalkan anak, isteri, dan kekayaan untuk pergi
melintasi gurun dan menghadapi raksasa yang telah mengalahkan Persia.
Tetapi sebagian mereka takut
berperang, takut menghadapi tantangan, takut akan kekuatan besar, dan mereka
takut menderita lantaran akan menempuh perjalanan panjang yang melelahkan hanya
untuk beperang. Mereka memilih untuk tinggal dengan berbagai alasan kepada
Rasulullah. Bahkan bukan hanya tidak ingin pergi berperang, mereka juga
mengajak orang lain untuk tidak ikut berperang.
Akhirnya, Dengan kekuatan berjumlah 30.000 orang Rasulullah
berangkat menuju Tabuk untuk berperang. Ngomong-omong ini adalah kekuatan
terbeser yang pernah dimiliki umat islam. Sesampainya di Benteng Tabuk, pasukan
sekutu menarik diri kedalam benteng karena ketakutan dan gentar melihat
kekuatan umat islam. Dan perang tidak pernah terjadi.
Saat hendak pulang dari Tabuk, pasukan islam ddatangi oleh para
pendeta nasrani di lembah Sinai yang berniat untuk mengadakan perundingan damai
antara umat islam dan nasrani didaerah itu. Dan sekali lagi, perang itu tidak
pernah terjadi.
Dari hal itu banyak hal yang dapat anda petik sebagai hikmah dan
pelajaran, yang pertama adalah tantangan itu tidak sebesar apa yang kita
pikirkan, hanya intepretasi dari pikiran negatife anda sajalah yang membesar-besarkannya, membesar besarkan keadaan yang
pada kenyataannya tidaklah sesulit yang anda bayangkan. Hanya para munafiklah
yang tidak berani menghadapi tantangan ditengah kemampuan besar dan peluang
yang dimilikinya. Mereka senantiasa selalu mencari-cari alasan dari
ketidakberanian mereka. Saya harap anda tidak termasuk orang ini.
Yang kedua adalah, kekuatan besar yang di takutkan itu tidak pernah
ada, bahkan pada akhirnya mereka akan bersembunyi di balik benteng yang mereka
buat. Ketika suatu kelompok atau kaum, atau seseorang telah menganggap anda
sebagi saingan lalu mencoba menghancurkan anda itu berarti mereka sebenarnya
telah takut terhadap potensi yang anda miliki, dan anda seharusnya tidak
menganggap mereka sebagai sesuatu yang besar, dan pantas unutuk ditakuti karena
anda dan mereka dalam keadaan sejajar. Untuk mempersiapkan persaingan atau
peperangan besar yang akan anda hadapi sebaiknya mersa terus dalam keadaan
siaga dengan terus meningkatkan kekuatan, memperbaiki pertahanan, dan terus
memompa semangat anda serta menghadapi semua tantangan yang ada itu jauh lebih baik. Ketimbang merasa telah
unggul dan kuat dari yang lainnya sehingga menyebabkan ada akan terperosok ke
jurang yang bernama merasa aman dan itu akan menghancurkan anda.
Yang ketiga adalah, Perang sebenarnya yang sedang manusia hadapi
bukanlah ancaman perang nuklir atau Perang Dunia III, tetapi adalah peperangan
didalam diri yang merasa was-was dan takut terhadap ancaman dari orang lain
sehingga memicu Perang sebenarnya akan terjadi. Itulah awalnya perang melawan
ketakutan didalam dirilah yang akan membuat sebuah kedamaian.
Tidak cukup hanya memenangkan
pertempuran didalam pikiran anda, seharusnya anda segera bertindak
menghancurkan semua tantangan, tidak menghancurkan semuanya dalam sekaligus,
karena itu bukanlah sikap yang baik. Melihat masalah secara umum dan menyeluruh
adalah pekerjaan baoik yang besar, tetapi menyelesaikannya satu persatu dan
secara sistematis akan membuat anda mengerti akan sebuah level dan step. Karena
1000 mil perjalanan selu dimulai oleh satu langkah kecil. Akan selalu begitu
sampai akhir zaman.
Dalam hidup seringkalio manusia
ingin menyelesaikan tantangan yang dihadapi dengan sekaligus dan cepat-cepat,
tetapi saya perlu menyadarkan anda sekali lagi, bahwa dibalik kemampuan diri
yang begitu besar yang dimilikinya manusia memiliki sebuah titik dimana
semuanya digerakan olehnya, yaitu energy. Kita akan bahas hal ini di bab
lainnya.
Menyelesaikan tantangan secara
bertahap dan mengambil langkah-langkah kecil yang secara konstan anda lakukan
tentu akan membuah hancur sendiri tantangan itu, ketimbang anda hanya diam dan
menatapnya, tanpa melakukan sesuatu.
Bagaiman jika suatu tanangan tidak
menarik bagi anda ? jawabanya ada pada diri anda sendiri untuk menjawabnya,
tapi saya akan memberikan sebuah petunjuk untuk menjawabnya.
Jika suatu tantangan yang anda rasa
sat ini sangat besar untuk dihadapi, maka jadikanlah diri anda menjadi lebih
besar darinya untuk menghadapinya dengan cara menyelesaiakn tiap tnatangna
kecil yang ada, sehingga apabila anda menghadapinya anda akn merasa lebih
bersemangat dan mampu berbuat lebih baik.
Pada akhirnya, tantangan dalam hidup
inoi tak akan berhenti sampai batas waktu yang ditentukan untuk kita akan
berakhir. Semua pilihan hidup ada dalam diri anda, kita tidak bisa memilih bagaimana
lahir dan mati dengan cara seperti apa, dimana, dan kapan. Tapi kita bisa
memilih bagaimana cara kita hidup. Memilih menghadapi atau lari, memilih
bersaing atau kehilangan jati diri, kita dapat memilih itu.
“Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah
lagu, maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi maka sadarilah. Hidup adalah
sebuah permainan maka mainkanlah. Hidup adalah cinta maka nikmatilah.”
-Bhagawan Sri Sthya Sai Baba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar