Pilihan kita adalah Masa Depan Kita
Oleh : Taufik Rahman
Sembilan April 2014, Kancah
perpolitikan Indonesia akan kembali bergejolak atas nama demokrasi. Event lima
tahunan yang selalu diselenggarakan oleh Bangsa Indonesia ini memang selalu mengundang
berbagai macam pro dan kontra untuk disamapikan dan diketengahkan. Terlebih lagi
untuk pemilu kali ini, inilah saatnya bagi Rakyat Indonesia untuk kalau hendak
mengubah nasib dan system dinegeri ini. Satu hari pada tanggal 9 April 2014
nanti akan menentukan kearah mana bangsa Indonesia akan melangkah.
Mendekati waktu pemilu, banyak
sekali calon legislative yang membuat dan menebar poster wajah mereka di
tepi-tepi jalan, baik yang ukuran besar maupun kecil. Sangat banyak.
Dilihat dari sejarah Pemilu kita,
pemilu yang akan dilaksanakan April ini adalah pemilu ketiga pasca Reformasi 1998. Pemilu pasca reformasi dari
segi penilaian akan kedemoratisannya dapat dikatakan pemilu paling demokratis
sepanjang kemerdekaan bangsa ini walaupun ada sedikit kendala, jambatan, dan
kekacauan yang terjadi.
Bicara tentang bagaimana kita memilih, maka
pemilihan Sembilan April nanti akan menjadi penentu bagi nasib rakyat ,Karena telah
kita ketahui bersama, pemerintahan Indonesia saat ini terkesan kurang efektif
dan kurang memerhatikan rakyatnya, maka kondisi yang telah terjadi dalam
pemerintahan saat ini bukan semata-mata karena buruknya semua calon atau
pejabat yang ada, tetapi juga karena buruknya daya dan budaya pilih rakyat itu
sendiri. Rakyat terkesan acuh tak acuh kepada calon yang akan mereka pilih. Rakyat
seakan-akan sangat haus akan namanya uang, sehingga calon legislative yang melakukan
money Politic lah yang akan mereka
pilih.
Budaya menjual suara inilah yang seharusnya kita
buang jauh-jauh dalam praktek berdemokrasi. Sebagai rakyat kita hendaknya berpikir bahwa Demokrasi
bukanlah masalah tentang dapat bagian apa nanti kita ketika memilih calon
tertentu, juga bukan dapat apa nanti kita setelah calon ini menjabat, tentu bukan
hal itu. Demokrasi yang kita lakukan dengan memilih wakil-wakil kita di dewan
Legislatif bertujuan nantinya agar pejabat-pejabat yang kita pilih itu mampu
mempertahankan dan memperjuangkan setiap kepentingan kita sebagai rakyat dan
tentu hal itu akan berimbas kepada terwujudnya hak-hak kita sebagai rakyat. Maka
dari itu, memilih adalah kewajiban bagi kita, kalau hendak hak kita sebagai
rakyat tidak terampas. Dalam masalah ini saya menyarankan anda untuk memilih
calon yang tidak mempraktikan money
Politic.sehingga jika sudah terpilih mereka akan benar benar menjalankan
fungsi legislative, yaitu :
1. Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi
sebagai lembaga pembuat undang-undang.
2. Fungsi
anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk menetapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
3. Fungsi
pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan pengawasan terhadap
pemerintahan yang menjalankan undang-undang.
Lepas
dari masalah calon mana yang akan dipilih, ada satu hal lagi yang sangat
menyita pikiran saya, yaitu tingginya budaya Apatis yang dimiliki oleh rakyat
bangsa ini. Hal ini bukan tanpa bukti. Ke apatisan rakyat dapat kita lihat dari
tingginya angka golput yang terjadi selama dua pemilu terakhir, karena jika
kita menjadikan golput sebagai partai maka golput akan keluar sebagai partai
pemenang pemilu di pemilu 2004 dan 2009. Pada pemilu 2004 golput meraih sekitar
24 %, dan di pemilu 2009 sekitar 40 %, fenomena peningkatan golput ini tentu
juga sangat berpengaruh kepada pemerintahan yang akan memimpin bangsa ini.
Dilihat
dari persentase golput di dua pemilu terakhir saya berkesimpulan bahwa rakyat
yang tidak terkontaminasi uang dalam pilihannya di negeri ini masih sangat
banyak, dan seandainya saja mereka mau meluangkan waktunya sebentar untuk
memilih wakil mereka dipemerintahan saya berani bertaruh tentu system pemerintahan
dinegeri ini akan menjadi jauh lebih baik dari sekarang ini, hal itu terlihat
dari dua pemilu terakhir bahwa angka golput jauh lebih besar dari angka
perolehan partai pemengang pemilu.
Maka
mengakhiri tulisan saya malam ini, saya berkesimpulan bahwa Money Politic dan Golput adalah budaya
yang akan menghancurkan bagsa ini secara perlahan, karena para pejabat yang
tidak amanah dan jahat dalam memerintah tidak akan duduk di kursi legislatif
seandainya orang baik mau sejenak membuka mata dan hatinya untuk melihat dan
memilih wakil mereka yang dirasa paling tepat.
Dari
semua itu saya teringat kata-kata teman saya bahwa “Memilih bukan masalah
memilih yang terbaik diantara yang terbaik, tetapi memilih dipemilu adalah
masalah memilih yang baik diantara yang terburuk.” Kalau saya boleh menambahkan
kutipan maka “Memilih akan menghindarkan anda dari penyesalan kalau-kalau orang
yang paling anda tidak sukai dalam kebijakan ataupun personal terpilih sebagai
wakil anda.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar