Kamis, 04 Juni 2015

Apalah Arti Sebuah Nama


Apalah Arti Sebuah Nama?

Oleh: Taufik Rahman

Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang sudah amat popular. Pertama aliran Nativisme. Kedua, aliran Empirisme, dan ketiga aliran konvergensi.
Menurut aliran Nativisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecendrungan, bakat, akal, dan lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecendrungan kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik.
Aliran ini tampaknya begitu yakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri manusia, da hal ini kelihatannyaerat kaitannya dengan pendapat aliran intuisisme dalam hal penentuan baik dan buruk sebagaimana telah diuraikan diatas. Aliran ini tampak kurang menghargai atau kurang memperhitungkan peranan pembinaan dan pendidikan.
Selanjutnya menurut aliran Empirisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu. Demikian jika sebaliknya. Aliran ini tampak lebih begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran.
Dalam pada itu aliran konvergensi berpendapat pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan sianak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial.[1]
Dari ketiga aliran tersebut maka dapat saya simpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi akhlak  ada 2 yaitu faktor internal dan faktor dari luar,
Faktor Internal antara lain seperti: Bakat, akal, pembawaan asal (gen keturunan)
Faktor Eksternal antara lain seperti : pendidikan, pembinaan, dan lingkungan sosial (keadaan kehidupan sosial).
Lalu belakangan selain dari beberapa faktor diatas ada pendapat sebagian orang yang mengatakan bahwa nama yang dimiliki seseorang juga berpengaruh terhadap perilaku dan dan akhlak seseorang. Bagi yang percaya, nama adalah doa dari orangtua sehingga jangan sembarangan memanggil orang dengan julukan aneh-aneh.[2]
Lalu jika hal tersebut kita lihat dari penelitian maka Seorang pengamat perilaku di Inggris, Dr. Pam Spurr mengakui bahwa tanpa disadari seseorang punya harapan-harapan tertentu ketika memanggil sebuah nama. Misalnya jika orang itu punya pengalaman baik dengan pemilik nama Abigail dan Jacob, ia pasti mengharapkan hal-hal baik dari orang lain yang juga memiliki nama tersebut.
Menurut Dr Pam, nama-nama tradisional yang telah mengakar dalam kebudayaan suatu daerah biasanya mengandung harapan-harapan positif meski terdengar kuno atau ketinggalan zaman. Si pemilik nama, tanpa sadar juga terpengaruh oleh harapan-harapan tersebut sehingga perilakunya cenderung menjadi lebih positif.[3]
Sebaliknya nama-nama yang singkat atau pendek yang hanya terdiri dari satu suku kata akan memberikan karakter keras bagi pemiliknya. Di kelas, murid yang dipanggil Beth atau Josh misalnya tumbuh menjadi murid yang paling nakal di kelas karena adanya harapan-harapan negatif dari yang memanggilnya.
Oleh karena itu Dr Pam menganjurkan guru dan orangtua untuk tidak membiasakan diri memendekkan nama murid sebagai nama panggilan. Memanggil dengan nama asli lebih memberikan harapan-harapan positif, misalnya Joshua yang artinya diselamatkan Tuhan atau Elizabeth  (takdir atau janji Tuhan)
Lalu ada juga dalil nash dari Hadits Rasulullah yang menyinggung tentang nama :
"Rasululloh SAW bersabda,“Seseorang datang kepada Nabi(SAW) dan bertanya,”Ya Rasululloh, apa hak anakku ini?” Nabi SAW menjawab,”Memberinya nama yg baik / bagus, mendidik adab yg baik, dan memberinya kedudukan yg baik (dalam hatimu)”.
-(HR Aththusi)"
Dari paparan, hasil penelitian, dan hadits diatas maka pendapat saya adalah nama bisa saja  menentukan perilaku seseorang/ nama adalah faktor tidak menentu (Relatif), yaitu apabila namanya baik maka akan cenderung menjadi pribadi yang baik, dan begitu juga apabila makna dari nama seseorang buruk maka akan cenderung juga menjadi pribadi yang buruk dikarenakan nama adalah tanda identitas pertama seseorang dari hidupnya dan juga menjadi pengharapan dari pemberi nama kepada yang diberi nama,
Tetapi dari hadits rasulullah diatas bahwa nama tidak dijelaskan secara eksplisit akan membawa dampak perilaku yang pasti baik apabila dinamai dengan nama yang baik namun untuk menjadikan seseorang yang berperilaku baik maka mendidik adab yang baik dan memberinya kedudukan yang baik itulah yang akan menentukan akhlak seseorang, dan tentunya juga lingkungan yang menjadi faktor penentu pasti, bagi akhlak seseorang. Pun juga dengan Bakat, akal, pembawaan asal (gen keturunan) yang baik secara langsung atapun tidak langsung juga pasti memberikan peranan yang penting bagi akhlak seseorang.
Dari semua rincian pendapat saya diatas, saya beranggapan bahwa nama adalah lebih cenderung kepada semacam doa yang berbentuk identitas yang di lafalkan setiap hari oleh setiap orang yang memberikakan sedikit pengaruh kepada tindak tanduk dan perilaku seseorang, dan penentu pokok yang paling berpengaruh dari perilaku seseorang adalah kembali kepada; pendidikan, didikan orang tua, masyarakat, bakat, akal, keturunan dan keadaan kehidupan yang mana semuanya itu pasti akan mempengaruhi akhlak dan perilaku seseorang.



[1] http://diyanshintaweecaihadiansyah.blogspot.com/2012/01/faktor-faktor-pembentukan-akhlak.html (Diakses pada : 13 Januari 2014)
[2] http://www.indospiritual.com/artikel_pengaruh-nama-panggilan-terhadap-perilaku-anak-di-sekolah.html#.UtNWPbTObcc (Diakses Pada : 13 Januari 2014)
[3] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar