Apalah
Arti Sebuah Nama?
Oleh: Taufik Rahman
Untuk
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada khususnya
dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang sudah amat popular. Pertama
aliran Nativisme. Kedua, aliran Empirisme, dan ketiga aliran konvergensi.
Menurut aliran Nativisme bahwa
faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor
pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecendrungan, bakat, akal, dan
lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecendrungan kepada
yang baik, maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik.
Aliran ini tampaknya begitu yakin
terhadap potensi batin yang ada dalam diri manusia, da hal ini kelihatannyaerat
kaitannya dengan pendapat aliran intuisisme dalam hal penentuan baik dan buruk
sebagaimana telah diuraikan diatas. Aliran ini tampak kurang menghargai atau
kurang memperhitungkan peranan pembinaan dan pendidikan.
Selanjutnya menurut aliran Empirisme
bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah
faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan
yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu
baik, maka baiklah anak itu. Demikian jika sebaliknya. Aliran ini tampak lebih
begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan
pengajaran.
Dalam pada itu aliran konvergensi
berpendapat pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu
pembawaan sianak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang
dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial.[1]
Dari ketiga aliran tersebut maka
dapat saya simpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi akhlak ada 2 yaitu faktor internal dan faktor dari
luar,
Faktor Internal antara lain seperti:
Bakat, akal, pembawaan asal (gen keturunan)
Faktor Eksternal antara lain seperti
: pendidikan, pembinaan, dan lingkungan sosial (keadaan kehidupan sosial).
Lalu belakangan selain dari beberapa
faktor diatas ada pendapat sebagian orang yang mengatakan bahwa nama yang
dimiliki seseorang juga berpengaruh terhadap perilaku dan dan akhlak seseorang.
Bagi yang percaya, nama adalah doa dari orangtua sehingga jangan
sembarangan memanggil orang dengan julukan aneh-aneh.[2]
Lalu jika hal
tersebut kita lihat dari penelitian maka Seorang
pengamat perilaku di Inggris, Dr. Pam Spurr mengakui bahwa tanpa disadari
seseorang punya harapan-harapan tertentu ketika memanggil sebuah nama. Misalnya
jika orang itu punya pengalaman baik dengan pemilik nama Abigail dan Jacob, ia
pasti mengharapkan hal-hal baik dari orang lain yang juga memiliki nama tersebut.
Menurut Dr Pam, nama-nama tradisional yang telah mengakar dalam
kebudayaan suatu daerah biasanya mengandung harapan-harapan positif meski
terdengar kuno atau ketinggalan zaman. Si pemilik nama, tanpa sadar juga
terpengaruh oleh harapan-harapan tersebut sehingga perilakunya cenderung
menjadi lebih positif.[3]
Sebaliknya nama-nama yang singkat atau pendek yang hanya terdiri
dari satu suku kata akan memberikan karakter keras bagi pemiliknya. Di kelas,
murid yang dipanggil Beth atau Josh misalnya tumbuh menjadi murid yang paling
nakal di kelas karena adanya harapan-harapan negatif dari yang memanggilnya.
Oleh karena itu Dr Pam menganjurkan guru dan orangtua untuk tidak
membiasakan diri memendekkan nama murid sebagai nama panggilan. Memanggil
dengan nama asli lebih memberikan harapan-harapan positif, misalnya Joshua yang
artinya diselamatkan Tuhan atau Elizabeth (takdir atau janji Tuhan)
Lalu ada juga dalil nash dari Hadits Rasulullah yang menyinggung
tentang nama :
"Rasululloh SAW bersabda,“Seseorang datang
kepada Nabi(SAW) dan bertanya,”Ya Rasululloh, apa hak anakku ini?” Nabi SAW
menjawab,”Memberinya nama yg baik / bagus, mendidik adab yg baik, dan
memberinya kedudukan yg baik (dalam hatimu)”.
-(HR Aththusi)"
Dari paparan, hasil penelitian, dan hadits
diatas maka pendapat saya adalah nama bisa saja menentukan perilaku seseorang/ nama adalah
faktor tidak menentu (Relatif), yaitu apabila namanya baik maka akan cenderung
menjadi pribadi yang baik, dan begitu juga apabila makna dari nama seseorang
buruk maka akan cenderung juga menjadi pribadi yang buruk dikarenakan nama
adalah tanda identitas pertama seseorang dari hidupnya dan juga menjadi
pengharapan dari pemberi nama kepada yang diberi nama,
Tetapi dari hadits rasulullah diatas bahwa nama
tidak dijelaskan secara eksplisit akan membawa dampak perilaku yang pasti baik
apabila dinamai dengan nama yang baik namun untuk menjadikan seseorang yang
berperilaku baik maka mendidik adab yang baik dan memberinya kedudukan yang
baik itulah yang akan menentukan akhlak seseorang, dan tentunya juga lingkungan
yang menjadi faktor penentu pasti, bagi akhlak seseorang. Pun juga dengan Bakat, akal, pembawaan asal (gen
keturunan) yang baik secara langsung atapun tidak langsung juga pasti
memberikan peranan yang penting bagi akhlak seseorang.
Dari semua rincian pendapat saya
diatas, saya beranggapan bahwa nama adalah lebih cenderung kepada semacam doa
yang berbentuk identitas yang di lafalkan setiap hari oleh setiap orang yang
memberikakan sedikit pengaruh kepada tindak tanduk dan perilaku seseorang, dan
penentu pokok yang paling berpengaruh dari perilaku seseorang adalah kembali
kepada; pendidikan, didikan orang tua, masyarakat, bakat, akal, keturunan dan
keadaan kehidupan yang mana semuanya itu pasti akan mempengaruhi akhlak dan
perilaku seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar